TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada awal pekan dinilai cukup volatile atau fluktuatif.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, M. Alfatih, memprediksi indeks masih akan berpeluang menguat setelah pada perdagangan Senin, 6 September, ditutup di level 6.126.
“IHSG masih berpeluang menguat dalam kisaran 6.100-6.170,” tutur Alfatih dalam keterangannya, Selasa, 7 September 2021.
Alfatih pun memperkirakan pergerakan sejumlah harga saham di tengah peluang menguatnya indeks. Untuk Astra Internasional atau ASII, misalnya, harga saham akan berpeluang bergerak ke level support di 5.300.
“Harga melanjutkan kenaikan setelah konsolidasi antara 5.050-5.300 di pertengahan hingga akhir Agustus 2021,” kata dia. Target kenaikan pun tergolong teoritis di kisaran 5.550-5.675. Sedangkan level demand berada di area 5.300.
Adapun saham BCA atau BBCA yang sebelumnya ditutup di level 32.875 akan bergerak dengan resistance ke arah 33.875-34.350 dengan level support 32.300. Namun saham bisa berpeluang naik sampai 35.600-36.000 jika mampu melampaui posisi harga 33.000.
Sedangkan saham Bank Mandiri atau BMRI yang sebelumnya ditutup di level 6.200 akan melanjutkan ke area support di level 6.125. Harga saham berpeluang bergerak dengan resistance ke area 6.325-6.425-6.500.
“Harga dalam pola naik, cenderung volatile di 6.125-6.325 dengan potensi penguatan lanjutan ke 6.425-6.500,” kata Alfatih.
Adapun IHSG kemarin berhasil menguat tipis dan ditutup di level 6.126,9. Sebanyak 259 saham menguat, 247 saham melemah, dan 162 saham stagnan pada akhir sesi perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,09 triliun.
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Baca: Bali PPKM Level 4 tapi Mal dan Pusat Belanja Mulai Boleh Buka, Simak Aturannya