TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggandeng PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) membangun proyek angkutan batubara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton per tahun pada 2026. Termasuk jalur baru yang terdiri dari Tanjung Enim arah utara dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun.
Jalur ini dibangun beserta fasilitas dermaga baru Kramasan yang dibangun oleh PT KAI yang direncanakan akan beroperasi pada 2024.
Direktur Pengembangan Usaha PTBA Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin mengatakan peningkatan kapasitas angkutan ini tak lain untuk mendukung target perseroan yang ingin meningkatkan produksi batubara setiap tahunnya.
“Kami (PTBA) akan membenahi dari sisi pertambangannya, dan KAI kami minta untuk angkutannya. Saat ini masing-masing pihak tengah dalam pengembangan,” kata Fuad secara virtual, Jumat, 3 September 2021. Pada tahun 2021, PTBA menargetkan produksi batubara 30 juta ton.
Ia menjelaskan, saat ini perseroan memiliki empat tujuan pelabuhan yakni Tarahan, Kertapati, Kramasan, dan Perajen.
Tiga pelabuhan selain Kramasan merupakan milik PTBA, sehingga khusus untuk Kramasan ini berbagi tugas dengan PT KAI untuk pengembangan.
“Perseroan mengembangkan PIT (lokasi penambangan) sedangkan PT KAI berkaitan dengan pelabuhan. Validasi terakhir dari PT KAI, mereka sedang mendevelop hal-hal yang berkaitan dengan pelabuhan. Di sisi lain kita mendevelop hal-hal yang berkaitan dengan PIT,” kata dia.
Fuad menambahkan, untuk meningkatkan kapasitas angkutan ke pelabuhan Kramasan sebesar 20 juta ton per tahun, tidak bisa hanya membangun pelabuhannya.
Namun, PT Bukit Asam Tbk harus mengembangkan dari sisi PIT-nya, termasuk Coal Handling Facility (CHF) dan Train Loading Station (TLS).
"PTBA sedang bekerja untuk pembangunan yang dari sisi PIT, baik untuk CHF maupun TLS. Jadi sesuai dengan timeline kita karena sudah canangkan bisa 72 juta ton per tahun pada 2026,” kata dia.