TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan 2022 akan menjadi titik awal bagi pemulihan ekonomi nasional. Musababnya, tahun depan merupakan tahun yang strategis bagi negara-negara di seluruh dunia untuk melakukan transisi dari pandemi Covid-19 menuju endemi.
“Kalau kita lihat dari proyeksi-proyeksi yang dilakukan lembaga internasional seperti World Bank, IMF (Dana Moneter Internasional), setidaknya pertumbuhan ekonomi dunia akan semakin membaik diikuti proyeksi perdagangan dan FDI (foreign direct investment) yang meningkat,” kata Suharso saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 2 September 2021.
Merujuk pada proyeksi ekonomi dunia, Suharso mengatakan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melesat 5,9 persen pada 2022. Sedangkan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi negara tumbuh 5 persen; Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD 5,1 persen; dan Asian Development Bank (ADB) 5 persen.
Pertumbuhan ekonomi ke jalur positif diiringi dengan gap vaksin negara maju dan berkembang yang semakin sempit. Vaksinasi yang kian merata ini mendorong kegiatan perdagangan dunia berangsur-angsur membaik.
Pemulihan ekonomi pada 2022 menjadi gerbang bagi Indonesia untuk mencapai target negara berpendapatan tinggi atau high income country pada 2045. Suharso menerangkan, perlu intervensi dalam menyusun proyeksi kebijakan pemerintah jangka menengah hingga panjang agar pembangunan tepat sasaran.
Dengan intervensi kebijakan yang tidak business as usual atau tidak seperti biasanya, Indonesia diyakini bisa mengejar pertumbuhan sebesar 6,3 persen selama 2022-2045. Tanpa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan pendapatan per kapita, Indonesia pun diperkirakan bakal disalip oleh Filipina pada 2037 dan Vietnam pada 2043.
“Tanpa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia akan disalip oleh Filipina dan Vietnam karena produktivitas kita rendah dibanding negara-negara di ASEAN. Maka 2022 penting untuk pemulihan ekonomi,” ujar Suharso.
Baca: Tarif Tes Antigen di Bandara Milik AP II Turun jadi Rp 85 Ribu