TEMPO.CO, Jakarta - CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady membeberkan cara bisnis rintisan atau startup untuk bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ia mengatakan startup seperti Tokopedia, Gojek, dan Ruangguru telah mengubah perilaku konsumen lantaran memberikan solusi riil.
“Jadi saya pikir ekosistem benar-benar akan memasuki titik balik, dan akan selalu mengambil pendekatan multi-cabang untuk digital. Transformasi digital merupakan kunci penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan merupakan cara untuk mengangkat masyarakat Indonesia keluar dari kemiskinan,” ujar John dalam keterangannya, Rabu, 2 September 2021.
John menepis kekhawatiran munculnya fenomena bubble startup yang menghantui euforia ekonomi digital. Valuasi pasar yang seringkali berbeda dari kinerja fundamental bisnis rintisan mungkin jadi salah satu momok tersebut.
Menurut John, hampir seluruh pihak meyakini bahwa digitalisasi ekonomi akan menjadi lompatan besar bagi dunia bisnis lantaran disokong kemajuan revolusi teknolog. Kemajuan yang semakin luas ini digadang-gadang bakal mengubah pola produksi, konsumsi, maupun cara hidup masyarakat ke depan.
“Perubahan yang luar biasa ini, baik dalam hal modal dan arus modal, seperti sejumlah perusahaan yang akan go public, memungkinkan ekosistem teknologi di Indonesia untuk mengakses kebutuhan modal yang jauh lebih besar daripada yang tersedia sebelumnya,” kata dia.
Tokopedia Muslim Fash Forward. Dok. Tokopedia
Menyitir data Kementerian Perdagangan John mengatakan ekonomi digital Indonesia akan tumbuh delapan kali lipat, menjadi Rp 4.531 triliun pada 2030. Transaksi belanja daring memainkan peran signifikan dengan porsi 34 persen.
Selain itu, terdapat sektor ekonomi digital seperti health-tech serta edutech yang akan tumbuh signifikan. Indonesia pun diproyeksikan mengambil porsi 55 persen dari total produk domestik bruto atau GDP digital di kawasan Asean.
Meski demikian, John menilai perekonomian digital saat ini baru menapak fase permulaan dan akan terus bertumbuh. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, tutur dia, memaksa hampir seluruh lini kehidupan mengandalkan teknologi digital.
"Tujuh tahun lalu, perusahaan sekelas Gojek hanya memiliki valuasi Rp 1 triliun, saat ini valuasi itu mencapai US$ 60 miliar, naik 1.000 kali lipat," kata John.
Di amenduga ekosistem teknologi akan semakin mapan, bahkan bisa mencapai ledakan revolusioner. Bila berkaca pada kondisi perekonomian di Cina, kata John, perusahaan digital generasi awal seperti Alibaba, Tencent, Baidu yang melantai di bursa saham telah memberikan return tinggi bagi investor sehingga memicu kelahiran banyak perusahaan rintisan baru.
"Ke depan, Indonesia akan mengalami fase yang sama. Bukan saja hal investasi dan sebuah return, tetapi transformasi digital yang akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, juga akan mengangkat perekonomian masyarakat ke tingkat kelas menengah," kata dia.
Baca Juga: OJK dan BEI Siapkan Aturan untuk Perusahaan Unicorn dan Decacorn