TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengatakan akan perlu waktu sampai Purchasing Managers' Index (PMI) atau Indeks Manajer Pembelian manufaktur Indonesia kembali ekspansif. Hal ini karena hampir seluruh industri manufaktur nasional menjual produknya ke pasar dalam negeri yang masih mengalami pelemahan permintaan.
"Karena itu, selama demand pasar dalam negeri masih kontraksi karena PPKM, industri manufaktur nasional akan sulit melakukan ekspansi produktivitas," ujarnya kepada Bisnis, Rabu, 1 September 2021.
Ekspansi di tengah permintaan yang lemah, lanjutnya, hanya akan menciptakan risiko kerugian lebih besar bagi pelaku usaha akibat suplai produk yang tidak bisa diserap pasar.
Dengan demikian, faktor pengerek angka PMI bukan hanya pelonggaran aturan PPKM, tetapi juga pemulihan permintaan dalam negeri.
Sejauh ini Shinta melihat pemulihan permintaan masih sangat rendah meskipun PPKM sudah turun 1 level. Menurutnya, jika penurunan level PPKM terjadi secara bertahap dan respons pemulihan pasar domestik juga bertahap, kemungkinan PMI pada September masih akan di area kontraksi tetapi lebih tinggi dari posisi Agustus.
Sebaliknya, jika pemulihan permintaan domestik bisa dipercepat, misalnya langsung rebound ke level konsumsi Maret atau Juni 2021, Shinta cukup optimistis PMI bisa terdorong lebih kuat hingga ke area ekspansi.
Pemulihan permintaan pada bulan depan akan menjadi acuan proyeksi kecepatan rebound hingga akhir tahun. Hal itu juga menjadi acuan peningkatan produktivitas manufaktur untuk mengantisipasi produksi pada momentum konsumsi akhir tahun.
"Jadi semakin tinggi dan semakin cepat rebound demand pasar nasional di bulan ini, PMI akan semakin stabil ada di zona ekspansif hingga akhir tahun," ujarnya.
PMI manufaktur Indonesia tercatat berada di posisi 43,7 pada Agustus 2021. Terdapat kenaikan setelah terjadi koreksi dua bulan berturut-turut.
Berdasarkan keterangan resmi IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 meningkat dari 40,1 pada Juli 2021. Adapun, catatan PMI manufaktur Juli 2021 itu anjlok dari angka 53,5 pada Juni 2021.
Baca juga: Indeks Manufaktur RI Jeblok Akibat PPKM, Bos Kadin Sebut Ancaman PHK Kian Besar