TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Zulkifli Zaini menceritakan kondisi keuangan perseroan dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat.
Menurut dia, arus kas PLN tidak cukup untuk membiayai investasi setiap tahunnya. Karena itu, ia meminta dukungan penyertaan modal negara atau PMN.
"Karena cashflow PLN tidak cukup untuk biayai investasi Rp 100 triliun setiap tahun. Padahal labanya hanya Rp 5 triliun," ujar Zulkifli dalam rapat di Kompleks Parlemen, Rabu, 1 September 2021.
Di masa lalu, kata Zulkifli, investasi yang harus dikeluarkan PLN setiap tahun adalah sebesar Rp 120 triliun. Angka itu kemudian diturunkan menjadi Rp 100 triliun per tahun. Pada tahun ini, alokasi investasi tersebut kembari diturunkan menjadi Rp 78 triliun.
Dengan meminta PMN sebesar Rp 5 triliun pun, kebutuhan investasi itu masih belum tercukupi. Sehingga, PLN harus merogoh kas sendiri, yang juga tidak cukup mendanai kebutuhan tersebut. Akhirnya, perseroan pun meminjam ke bank.