TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah ditutup melemah pada sore hari ini karena pasar tak merespons positif angka inflasi inti Indonesia yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik atau BPS. Nilai tukar rupiah anjlok 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp 14.282,5 per dolar AS.
Sedangkan indeks dolar AS naik 0,07 persen ke level 92,69. FX Senior Dealer Bank Sinarmas Deddy menjelaskan, nilai tukar rupiah pada hari ini bergerak melemah pada kisaran Rp 14.255 - Rp 14.310 per dolar AS.
Tak hanya rupiah yang terpukul, tapi sejumlah mata uang regional juga terpantau melemah terhadap dolar AS. Ia mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh rilis data perekonomian Indonesia yang tidak sesuai ekspektasi pasar.
Sebelumnya BPS mengumumkan laju inflasi inti Indonesia pada bulan Agustus 0,21 persen secara bulanan (month-to-month) pada Agustus 2021. “Tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah nyaris 1 persen juga ikut membebani pergerakan rupiah,” kata Deddy saat dihubungi pada Rabu, 1 September 2021.
Lebih jauh Deddy memperkirakan nilai tukar rupiah masih bakal melemah pada hari esoi. Selain itu, pelaku pasar saat ini juga cenderung wait and see menunggu sejumlah rilis data perekonomian.
Adapun salah satu indikator yang ditunggu kalangan pasar adalah data sektor pekerjaan US dan juga US Factory Orders bulan Juli yang diperkirakan lebih rendah dari sebelumnya. "Kemungkinan rupiah besok akan bergerak di kisaran Rp 14.250 - Rp 14.350," katanya.
BISNIS
Baca: HERO Jual IKEA Sentul City Senilai Rp 280 Miliar, karena Terbelit Utang?