TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Kajian dan Penguatan Informasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Jambi Dwi Nanto mengungkapkan berbagai persoalan mendasar industri sawit di daerahnya. Persoalan-persoalan tersebut menimbulkan keraguan terhadap potensi sawit sebagai penopang ekonomi daerah.
“Industri sawit ini masalahnya belum clear apakah menjadi pilihan yang relevan untuk menopang ekonomi daerah atau justru sebaliknya,” ujar Dwi dalam konferensi pers virtual, Selasa, 31 Agustus 2021.
Persoalan mendasar pertama adalah kerusakan lingkungan hidup. Dwi mengatakan industri sawit memiliki peran penting dalam perusakan lingkungan karena keberadaannya menyebabkan kebakaran lahan. Pada 2015, Walhi mencatat ada 46 perusahaan di Jambi yang arealnya terbakar.
Adapun berdasarkan data yang dihimpun Walhi, saat ini terdapat 118 pemegang hak guna usaha atau HGU dengan total lahan seluas 286,7 ribu hektare. Kejadian kebakaran lahan serupa berulang pada 2019. Tercatat lebih dari 100 ribu hektare terbakar akibat adanya dugaan monopoli air oleh pemegang HGU.