TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan varian baru virus corona delta menyebabkan momentum pemulihan ekonomi terganggu atau mengalami disrupsi. APBN 2021 yang semula diharapkan menjadi pendorong perbaikan ekonomi ternyata harus mengalami penyesuaian kembali akibat tingginya kasus Covid-19.
“APBN melakukan refocusing. Untuk belanja penanganan Covid-19 ditingkatkan, tapi kita juga menjaga agar defisit tidak meningkat sehingga diperlukan realokasi anggaran tersebut,” kata Sri Mulyani dalam seminar ISEI pada Selasa, 31 Agustus 2021.
Selama varian baru merebak, pemerintah memutuskan untuk menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM dengan skala lebih ketat yang dinamakan PPKM Darurat dan Level 4. PPKM yang berlangsung selama dua bulan sejak Juli hingga Agustus berisiko mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV mendatang.
Padahal pada kuartal II, Indonesia telah berhasil keluar dari zona resesi atau mencapai pertumbuhan 7,07 persen. Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia bahkan sudah melampaui level pra-pandemi.
Sebelum Covid-19, PDB riil Indonesia tercatat sebesar Rp 2.735 triliun. Kemudian pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi tajam sampai Rp 2.590 triliun. Namun pada kuartal II 2021 meningkat bahkan melampaui sebelum krisis menjadi Rp 2.773 triliun.
Meski pemulihan ekonomi menghadapi ancaman varian baru Covid-19, Sri Mulyani mengatakan APBN 2021 telah didesain dengan sangat responsif. “Dinamika Covid-19 akan terus membuat seluruh kebijakan pemerintah adaptif dan fleksibel. APBN harus responsif, tapi juga memiliki arah yang jelas,” katanya.
Sri Mulyani pun melihat sudah ada indikasi perbaikan kegiatan ekonomi pada Agustus setelah pembatasan ketat berlangsung. Indikasi pemulihan tampak dari peningkatan mobilisasi masyarakat.
“Kita harap Agustus dan September, momentum pemulihan terjadi kembali. Dengan demikian kinerja ekonomi kuartal III bisa pulih secara bertahap,” kata Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani: RI Sudah Tampak Melewati Puncak Gelombang Kedua Covid-19