Adapun, berdasarkan Global Food Security Index 2020, Indonesia menduduki posisi ke-65 dengan score 59,5 dari 113 negara di dunia yang dikaji. Penilaian itu berdasarkan sejumlah indikator seperti affordability ‘keterjangkauan’ (posisi ke-55); availability ‘ketersediaan’ (posisi ke-34); quality and safety ‘kualitas dan keamanan’ (posisi ke-89); serta yang terendah natural resources and resilience ‘sumber daya alam dan ketahanan’ (posisi ke-109).
Untuk indikator sumber daya alam dan ketahanan, posisi Indonesia adalah ke-109 atau 5 (lima) terendah dari 113 negara. Salah satu aspek dari indikator ini adalah political commitment to adaptation ‘komitmen politik terhadap adaptasi’, yang dinilai buruk terlihat dari rendahnya kualitas peringatan dini/sistem pertanian cerdas, kebijakan adaptasi pertanian nasional, dan manajemen risiko bencana.
“Terkait dengan lemahnya respons politik [dan] government policy [dikaitkan dengan] elemen yang paling buruk di posisi ke-109 itu, memang kuncinya mengatasi permasalahan pangan di Indonesia kalau tidak ada lagi sekat-sekat sektoral. Jadi, kehadiran badan pangan ini [diharapkan] betul-betul mampu untuk meningkatkan daya tahan ekonomi, menyumbang buat surplus pangan instead of defisit,” kata Faisal Basri.
Baca juga: Faisal Basri Khawatir Badan Pangan Nasional Hanya Replika Badan Ketahanan Pangan