TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kenaikan suku bunga acuan atau BI 7days reverse repo rate berpeluang terjadi pada akhir tahun depan.
Adapun bank sentral telah menyuntikkan likuiditas atau melakukan Quantitative Easing (QE) kepada perbankan sebesar Rp844,4 triliun atau setara dengan 5,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak tahun 2020 sampai dengan 27 Agustus 2021.
Menurut Perry Warjiyo, longgarnya likuiditas di tersebut menyebabkan rasio Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) perbankan saat ini mencapai 34 persen.
"Dengan demikian, kami yakin pengurangan injeksi likuditas pada tahun depan tidak akan mengurangi pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit," ujarnya.
Kendati demikian, Perry Warjiyo memastikan kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar, dan inklusi keuangan pada tahun 2022 akan tetap diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi.