TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan tapering yang akan dilakukan bank sentral Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang harus diantisipasi. Pasalnya kebijakan tersebut diperkirakan bisa memengaruhi nilai tukar rupiah.
Ia mengatakan seiring dengan pemulihan ekonomi Amerika Serikat, maka dolar AS pun cenderung menguat. Di sisi lain Amerika mengalami inflasi yang cukup tinggi.
"Yang kemudian akan di-signal-kan Jerome Powell sebagai Gubernur Bank Sentral The Federal Reserve untuk melihat apakah tapering-nya akan dilakukan secara lebih awal, ini semua faktor yang sangat menentukan gerakan suku bunga internasional maupun denominasi dolar dari yield-nya," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Komisi Keuangan DPR, Senin, 30 Agustus 2021.
Dua faktor tersebut, menurut Sri Mulyani, perlu diantisipasi dampaknya terhadap pergerakan rupiah. Meskipun, rupiah dari sisi depresiasi year-to-date-nya masih di kisaran 2,3 persen.
"Dibandingkan negara lain emerging country yang alami koreksi lebih dalam, Indonesia relatif baik," kata Sri Mulyani.