TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN mempunyai surat utang atau obligasi senilai Rp 1,65 triliun yang jatuh tempo pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021. Obligasi yang jatuh tempo itu adalah Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2016 Seri B.
Hal itu mengacu pada prospektus Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap II 2016 yang diterbitkan tanggal 23 Agustus 2016. Per tanggal 30 Agustus 2021, maka Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap II Tahun 2016 Seri B tidak tercatat. "Dan tidak dapat diperdagangkan lagi melalui Bursa Efek Indonesia," seperti dikutip dari pengumuman Bursa Efek Indonesia.
Obligasi tersebut diterbitkan pada 30 Agustus 2016 yang lalu dan jatuh tempo pada hari ini, 30 Agustus 2021. Sehari sebelumnya, per 29 Agustus 2021, Obligasi Berkelanjutan IV Bank BTN Tahap I Tahun 2020 Seri A senilai Rp 577 miliar juga telah jatuh tempo.
Adapun BTN sebelumnya sudah melaporkan pembayaran bunga keempat obligasi berkelanjutan IV tahap I tahun 2020 seri B-C. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditandatangani Kepala Divisi Corporate Secretary Bank BTN Ari Kurniaman, disebutkan KSEI telah melakukan pembayaran melalui C-BEST ke sub-sub rekening dari pemegang rekening KSEI pada 19 Agustus dengan recording date 12 Agustus 2021.
Nilai obligasi seri B adalah Rp 727 miliar dengan netto bunga obligasi Rp 13,85 miliar dan tingkat bunga 7,8 persen per anum. Sementara itu, nilai obligasi seri C adalah Rp 196 miliar dengan netto bunga obligasi Rp 4,02 miliar dan tingkat bunga 8,4 persen per anum.
Dengan begitu, bunga netto surat utang yang dibayarkan BBTN adalah senilai Rp 17,88 miliar, sedangkan dengan pajak nilainya Rp 18,3 miliar.
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon L.P. Napitupulu pernah menjelaskan bahwa efisiensi beban dana akan dilakukan untuk mendukung penguatan profitabilitas tahun depan. Perusahaan juga akan mengefisiensikan operasional seiring dengan penerapan digital banking yang semakin efektif.
"Ketiga, pendapatan bunga tentunya akan semakin baik seiring dengan perbaikan ekonomi yang akan mendorong bisnis KPR baik subsidi dan nonsubsidi Bank BTN," kata Nixon beberapa waktu lalu.
BISNIS
Baca: Kemenhub Investigasi Pesawat Batik Air yang Mendarat Darurat di Kualanamu