TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) berharap Bursa Efek Indonesia (BEI) memperluas cakupan stimulusnya jika pada tahun mendatang tetap dilanjutkan. Sebab, pandemi Covid-19 diperkirakan masih berlanjut pada 2022.
Direktur Eksekutif AEI Samsul Hidayat mengungkapkan hal tersebut seiring dengan keputusan BEI untuk memotong biaya pembayaran pencatatan awal saham dan saham tambahan mulai 30 Agustus 2021 hingga 31 Desember 2021.
“Ada baiknya kepedulian ini diperluas dan diperlebar misalnya tidak hanya untuk calon emiten dan calon perusahaan yang akan melakukan right issue tapi juga diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang saat ini sudah tercatat. Ini harapannya,” ujar Samsul saat dihubungi Bisnis, Jumat, 27 Agustus 2021.
Samsul menyampaikan, jika stimulus yang akan diberikan BEI pada tahun ini tidak berdampak signifikan untuk operasional bursa, dia berharap program tersebut bisa dilanjutkan untuk tahun berikutnya. BEI juga diharapkan bisa memperluas stimulus untuk perusahaan-perusahaan tercatat.
Menurutnya, stimulus tersebut akan sangat membantu emiten, terutama untuk emiten yang terdampak selama pandemi. Hal itu bisa dilihat dari performa perseroan yang tampak jauh menurun antara sebelum dan setelah pandemi masuk di Indonesia.
Dia mencontohkan, emiten transportasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) yang selama pandemi sangat terdampak karena pembatasan yang dilakukan pemerintah, begitu halnya dengan perseroan yang berbisnis di lini pariwisata maupun perhotelan.
Stimulus yang bisa diberikan oleh bursa, menurutnya, bisa dengan pemangkasan biaya pencatatan tahunan perseroan yang walau dari tahun ke tahun memang berkurang.