TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara mengalami defisit Rp 336,9 triliun hingga Juli 2021. Nilai itu setara dengan 2,04 persen dari produk domestik bruto.
"Ini masih on track untuk defisit kita di 5,7 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Rabu, 25 Agustus 2021.
Defisit saat ini lebih rendah dari tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp 329,9 triliun."Dari sisi persen terhadap GDP relatif sama atau lebih kecil 2,04 persen tahun lalu 2,14 persen," ujarnya.
Dia menuturkan pendapatan negara sebesar Rp 1.031,5 triliun. Nilai itu tumbuh 11,8 persen secara year on year. Penerimaan pajak tumbuh 7,6 persen, kepabeanan dan cukai 29,5 persen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP tumbuh 15,8 persen.
"Semua menggambarkan green signal. Kalau tahun lalu pendapatan negara kontranksi 12,3 persen," ujar dia.
Pada belanja negara realisasi hingga Juli 2021 sebesar Rp 1.368,4 triliun. Nilai itu tumbuh 9,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun Silpa sebesar Rp 110,9 triliun. Nilai itu turun dari tahun lalu yang sebesar Rp 172,9 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani Berkomitmen Tekan Utang dan Bunga: Kebijakan Extraordinary Dilakukan