TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 24 Agustus 2021, Televisi Republik Indonesia (TVRI) berulang tahun yang ke-59 sejak didirikan pada 1962 melalui SK Menpen RI No.20/SK/VII/61. Meski usianya sudah tua, TVRI harus berjuang agar tetap diminati masyarakat Indonesia.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Riau, Suyanto, mengatakan TVRI sebenarnya sudah melakukan mediamorfosis dan konvergensi media untuk mempertahankan eksistensinya. Hal tersebut diupayakan melalui TVRI digital dan platform lain yang lebih praktis untuk diakses oleh publik.
Namun Suyanto menilai hal itu belum cukup. TVRI harus melakukan design program yang berbasis pendekatan kepada khalayak. “Kajian khalayak perlu dilakukan untuk melihat keinginan publik,” katanya lewat pesan singkat pada Tempo, Selasa, 24 Agustus 2021.
Suyanto menuturkan agar TVRI tetap diminati Masyarakat, maka dalam program-programnya harus dibuat berbasis proximity atau berdasarkan keinginan dan kedekatan publik. “Selain itu muatan konten kreatif sangat diperlukan karena khalayak kini, khalayak yang mengakses teknologi,” tuturnya.
Seperti diketahui sejak awal 1990-an TVRI tak lagi eksis sendiri di industri penyiaran Indonesia. TVRI harus bersaing merebut hati pemirsa dengan stasiun-stasiun televisi swasta yang bermunculan.
Tidak hanya itu, TVRI harus bersaing dengan media-media online yang menjamur akibat disrupsi teknologi. Ibaratnya industri pertelevisian memasuki babak, “Habis Monopoli, Terbitlah Kompetisi”.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca juga:
Siaran Pertama TVRI Mengudara di Indonesia Hanya Disiapkan dalam 10 Bulan