Jika dilihat segi sektor yakni teknologi dan manajemen, Sandiaga mengatakan Bukalapak merupakan pilihan yang baik. Meski begitu, karena BUKA baru pertama kali membuka diri ke publik, perseroan harus dapat membuktikan kinerjanya.
Mengenai volatilitas harga saham BUKA, Sandiaga menilai dari sudut pandang kebutuhan dan permintaan selama masih dalam kategori pergerakan normal di pasar ketika sedang melemah ini merupakan kesempatan untuk membeli.
Sandiaga juga berharap perusahaan teknologi lainnya dengan status unicorn dapat segera melantai di Bursa Efek Indonesia untuk menyusul Bukalapak. Dengan masuknya perusahaan teknologi, dapat mendorong masuknya investor asing masuk ke pasar Indonesia.
Pada perdagangan Senin, 23 Agustus 2021, saham dengan kode BUKA tersebut terpantau menguat 4,62 persen atau 40 poin ke level Rp 905 per saham pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB.
Saham BUKA kembali menguat di atas level harga IPO-nya di Rp 850 per saham, setelah pekan lalu didera aksi juga yang membuat harga sempat menyentuh level Rp775 per saham. Adapun pekan lalu, saham Bukalapak juga mencatat net buy hingga Rp702,82 miliar.
Total volume transaksi saham BUKA hingga akhir sesi I mencapai 314,44 juta saham dengan nilai sebesar Rp 281,76 miliar dan frekuensi 16.782 kali. Kapitalisasi saham Bukalapak tercatat mencapai Rp 93,27 triliun.
BISNIS
Baca: Jokowi Turunkan Status PPKM Level 4 di Jawa-Bali jadi Level 3, Ini Sebabnya