TEMPO.CO, Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (persero), Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, melakukan studi terhadap potensi dampak ekonomi 11 ruas Tol Trans Sumatera. Proyek ini diproyeksi bakal menghasilkan output atau dampak pada perekonomian mencapai Rp 768 triliun.
"Ini merupakan akumulasi keseluruhan dari tahap konstruksi sampai dengan nanti konsesi berakhir di 2033," kata Sylvi J. Gani, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI, dalam diskusi virtual Kemenkeu pada Jumat, 20 Agustus 2021.
Selain itu, proyek ini diperkirakan bisa menyerap tenaga kerja hingga 671 ribu orang per tahun atau setara dengan 2,4 persen buruh yang ada di Sumatera. Lalu, potensi kenaikan pendapatan rumah tangga dari proyek ini mencapai Rp 119 triliun.
Selanjutnya, proyek ini juga punya potensi output setara dengan 2,2 persen Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera tahun 2020. Lalu terakhir, proyek in punya potensi dampak multiplier terhadap ekonomi nasional hingga 1,7 kali.
Berbagai potensi dampak ekonomi ini dihitung PT SMI dari proses konstruksi dan operasi. Di tahap konstruksi, ada empat lima komponen yang bakal berdampak seperti biaya perencanaan, biaya konstruksi, biaya peralatan tol, supervisi, hingga Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Sementara di tahap operasi, ada komponen pendapatan yang diproyeksi meningkat dari ruas tol yang sudah beroperasi. Potensi ini tidak sama antar sektor perekonomian. Dari hasil stusi PT SMI, berikut rincian sektor ekonomi yang paling terdampak positif dari kehadiran Tol Sumatera.
1. Konstruksi 54 persen
2. Industri Pengolahan 22 persen
3. Pertambahan dan penggalian 8 persen
4. Perdagangan besar 6 persen
5. Transportasi dan pergudangan 3 persen
6. pertanian, kehutanan, dan perikanan 2 persen
7. Lalu sisanya berdampak 1 persen yaitu jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan, hingga pengadaan listrik dan gas
Selain itu, PT SMI juga mencatat manfaat lain seperti pengurangan waktu tempuh dan meningkatkan konektivitas. Hanya saja, mereka belum melakukan studi lebih rinci berapa persen biaya logistik akan berkurang dengan tol ini.
Lalu, PT SMI juga belum meneliti lebih lanjut daerah mana saja yang menerima dampak ekonomi paling besar maupun potensi hilangnya perekonomian di jalur lama, yaitu jalur lintas Sumatera. "Dalam hal ini yang dihitung adalah dampak ekonomi secara positif dan loss tidak diperhitungkan," kata Sylvi.
Adapun secara keseluruhan, mega proyek Tol Trans Sumatera ini memiliki total panjang 2.812 km dengan jumlah 24 ruas dan nilai investasi Rp 538 triliun. Di dalamnya, ada 11 ruas prioritas dengan total panjang 960,84 km:
1. Bakauheni - Terbanggi Besar (140 km)
2. Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (189 km)
3. Palembang - Indralaya (21,9 km)
4. Pekanbaru - Dumai (131,5 km)
5. Medan - Binjai (16,72 km)
6.Kayu Agung - Palembang - Betung (111 km)
7. Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi (61,7 km)
8. Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Parapat (135 km)
9. Sigli - Banda Aceh (74 km)
10. Indrapura - Kisaran (47,5 km)
11. Pekanbaru - Padang (segmen Padang - Sicincin) (30 km)
Dari 11 ruas tol Trans Sumatera ini, ada yang sudah operasional dan ada yang masih dibangun. PT SMI membiayai ruas nomor 1 hingga 5 dengan nilai komitmen sebesar Rp 18,5 triliun. Keseluruhan ruas tol yang dibiayai oleh PT SMI saat ini telah beroperasi.
Baca juga: 14 Ruas Tol Baru Sepanjang 373 Km Ditargetkan Rampung Tahun Ini