TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan Jumat, 20 Agustus 2021, diperkirakan tertekan oleh kondisi regional. IHSG anjlok di level 5.992 atau turun 125,82 poin pada penutupan perdagangan kemarin.
“IHSG kemarin mangalami tekanan kuat seiring kondisi regional dipengaruhi oleh sentimen tapering yang menguat dari the Fed,” kata Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, M. Alfatih, Jumat, 20 Agustus 2021.
Alfatih memperkirakan, bila terjadi rebound pada perdagangan akhir pekan ini, indeks akan tertahan di level resistance 6.020-6.050. Tekanan bisa membuat indeks bergerak melemah ke arah 5.850.
Dia pun memprediksi pergerakan dua saham emiten untuk perdagangan sepanjang hari ini. Saham Astra Internasional atau ASII diramalkan masih akan terpengaruh tekanan. Meski demikian, pergerakan saham masih berada di kisaran uptrend dengan batas risiko di 5.050 dan supply area di level 5.300-5.400.
Adapun saham Bank BRI atau BBRI yang kemarin ditutup di level 3.880, hari ini berpeluang mengarah ke posisi rebound dengan batas risiko 3.850. Harga saham bisa bergerak ke arah supply area di level 4.020-4.100.
Walau IHSG kemarin jeblok, angka beli bersih investor asing di pasar reguler justru membesar di sesi kedua, Kamis, 19 Agustus 2021. Tercatat mencapai Rp 340,4 miliar di akhir sesi.
Saham dengan nilai net buy asing tertinggi di pasar reguler ketika IHSG anjlok itu adalah BBCA sebesar Rp 309,8 miliar, BUKA Rp 268,5 miliar, dan TLKM Rp 83,7 miliar. Sedangkan saham dengan nilai net sell asing tertinggi di pasar reguler, yaitu BBRI sebesar Rp 232,4 miliar, BMRI Rp 68,7 miliar, dan PGAS Rp 35 miliar.
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Baca: Cerita Sukses Petani Milenial ke Jokowi: 3 Tahun Bertani Porang Bisa Bawa Mobil