TEMPO.CO, Jakarta - Saham Bukalapak masih terus tertekan setelah hampir dari dua pekan setelah IPO pada awal Agustus lalu. Bahkan pada Senin lalu, 16 Agustus 2021, harga saham berkode BUKA ini kembali mengalami auto reject bawah (ARB) karena jeblok hingga 65 poin atau 6,81 persen ke Rp 890 per saham. Lalu bagaimana proyeksinya hari ini?
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan, bila dilihat dari sisi permintaan dan penawaran, penawarannya atau penjualannya lebih besar sehingga terjadi penurunan harga saham. Oleh karena itu, saham BUKA saat ini masih dalam keadaan tertekan dimana terjadi aksi persaingan antara investor asing dengan lokal.
Agar bisa mengubah tren penurunan ke arah penguatan, menurut dia, adalah tekanan aksi jual asing terhadap saham BUKA harus berhenti. "Bukan berarti langsung jadi peningkatan selama berhari-hari, mungkin saja akan ada konsolidasi dulu. Tetapi setidaknya pelemahan akan mereda," ucapnya, Senin, 16 Agustus 2021.
Soal cepat lambatnya saham BUKA akan terbebas dari tekanan aksi jual bersih asing, menurut dia, tergantung pada respons pelaku pasar lokal. "Jadi tergantung investor lokalnya juga, apakah ada yang berani melakukan pembelian secara besar ketika terjadi penjualan dari investor asing."
Sejak melantai perdana di Bursa Efek Indonesia pada 6 Agustus 2021, saham emiten teknologi ini tercatat telah mengalami tiga kali ARB yaitu pada 10, 12, dan 16 Agustus 2021. Hal tersebut berkebalikan pada saat sebelumnya saham BUKA melejit 24,7 persen ketika IPO.
Soal ini, William menjelaskan, turunnya harga saham Bukalapak setelah hari pertama melantai di bursa karena aksi ambil untung oleh investor. "Jadi mungkin memang sudah ada yang punya saham Bukalapak tapi berniat untuk melakukan penjualan pada saat saham ini IPO dan hal tersebut dilakukan," katanya,
Selama perdagangan saham BUKA bergerak dalam rentang Rp 890 - Rp 965. Saham Bukalapak juga menjadi incaran asing dengan net buy sebesar Rp 247,1 miliar dan nilai transaksi saham tersebut mencapai Rp 978,44 miliar.
BISNIS
Baca: Terpopuler Bisnis: Cerita Bisnis Surya Paloh - Sonangol, TKA Cina Dipersoalkan