TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) langsung tancap gas pasca alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu. Sepekan setelah menerima alih kelola Blok Rokan, PHR melakukan tajak sumur keenam, yakni sumur Duri #3R-52B menggunakan Rig ACS-19.
Langkah tersebut diklaim sebagai salah satu perwujudan program kerja Pertamina Hulu Rokan yang masif dan agresif untuk menjaga tingkat produksi di WK Rokan.
"Saya melihat langsung pekerjaan yang dilakukan di lapangan. Semua bekerja keras mulai dari masa transisi hingga pasca alih kelola ini. Ada pekerjaan persiapan rig yang biasanya selesai dalam enam hari, bisa selesai dalam tiga hari," kata Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin dalam keterangan tertulis, Selasa, 17 Agustus 2021.
Adapun sejak 09 Agustus 2021 PHR telah melakukan tajak sebanyak lima sumur, yaitu Sumur Bangko-344 P03reg5 menggunakan Rig BN-18 pada 10 Agustus 2021, sumur Duri P_3R33E menggunakan Rig ACS-19 pada 11 Agustus 2021, sumur Duri 3K-49C menggunakan Rig APS-3511 pada 13 Agustus 2021, dan dua sumur yaitu sumur Duri 8M-75B menggunakan Rig ACS-20 dan sumur Bekasap #161 - BK21_P01 menggunakan Rig PDSI 52.2 pada 15 Agustus 2021.
Berikutnya, kata Jaffee, saat ini sebanyak 25 lokasi berstatus siap untuk dibor atau dikenal dengan istilah Ready for Drilling (RFD). PHR menargetkan pengeboran 161 sumur baru hingga akhir tahun ini. Target dan kerja keras PHR merupakan bagian dari upaya pencapaian target produksi minyak yang dicanangkan pemerintah pusat, yakni 1 juta BOPD (Barrel Oil Per Day) pada 2030.
WK Rokan merupakan salah satu tulang punggung utama dalam pencapaian target tersebut. "PHR berkomitmen untuk mendukung pencapaian target pemerintah pusat tersebut. Prioritas utama PHR saat ini adalah pengeboran. Kami akan berusaha habis-habisan untuk mencapai target tersebut," kata Jaffee.
Saat ini, PHR mengoperasikan 10 rig yang akan bertambah secara bertahap menjadi 16 rig hingga Oktober 2021. Untuk menjalankan program pengeboran yang selamat, andal, dan efisien, PHR memfokuskan pada tiga hal, yakni penerapan program keselamatan (safety) secara konsisten; pengalihfungsian dua rig workover (350 HP) menjadi rig pengeboran (drilling rig); dan pencapaian kinerja unggul dan efisien melalui program Lean Sigma.
Baca Juga: Babak Baru Blok Rokan, 2.689 Pegawai Eks Chevron Gabung Pertamina