TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia menegaskan tidak melakukan suspensi saham PT Bukalapak.com Tbk. atau Bukalapak (BUKA) kendati menyentuh batas atas auto reject (ARA) 25 persen.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia Kristian Sihar Manullang mengatakan BEI tidak melakukan suspensi terhadap saham BUKA, tetapi melakukan auto reject terhadap pesanan investor yang berpotensi melampaui batasan ARA 25 persen.
"Bursa tidak melakukan suspensi atas saham BUKA, melainkan melakukan auto reject terhadap pesanan investor yang kalau match bisa melampaui batasan ARA," katanya, Senin, 9 Agustus 2021.
Saham emiten berkode BUKA itu membuka perdagangan di level Rp 1.060 per saham, langsung melesat 25 persen ke level Rp 1.325 per saham. Level tertinggi tersebut berhasil dicapai hingga akhir sesi I.
Saham BUKA ditransaksikan sebanyak 555 kali dengan volume saham yang beredar 88,23 juta unit. Adapun, nilai transaksi tercatat mencapai Rp 117 miliar.
Bukalapak resmi mencatatkan efeknya pada Jumat lalu dan menjadi emiten tercatat ke-28 yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Nilai IPO sejumlah Rp 21,9 triliun menjadai yang terbesar sepanjang sejarah BEI.
Namun demikian, saham BUKA bergeming pada perdagangan sesi II. Sekitar pukul 13.41 WIB, saham BUKA mendadak turun, dan mencapai level terendah harian Rp 1.125.
Saham BUKA pun ditutup naik 50 poin atau 4,72 persen. Artinya, peningkatan saham BUKA yang sempat melonjak ke batas ARA 25 persen terpangkas tinggal 4,72 persen.
Mengutip data RTI, saham Bukalapak hari ini bergerak di rentang Rp 1.110-Rp 1.325. Total transaksinya mencapai Rp 4,46 triliun. Kapitalisasi pasar BUKA sejumlah Rp 114,4 triliun, dengan valuasi PER-0,01.
Baca juga: IHSG Melemah ke 6.194, Samuel Sekuritas: BUKA Banyak Dijual, BRIS Paling Turun