Bahkan, untuk pertama kalinya pertumbuhan kredit positif sekitar 0,6 persen secara year on year (yoy) pada Juni 2021 yang sebelumnya selalu negatif selama 8 bulan berturut-turut sejak Oktober 2020. Bahkan, sebagai contoh untuk pertumbuhan kredit BRI khususnya segmen mikro tumbuh sebesar 17 persen year on year.
Menurut Sunarso, ada beberapa faktor yang selama ini dijalankan pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi tersebut antara lain program akselerasi vaksinasi yang masif.
Kedua, dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat sehingga menopang pertumbuhan. Dia menyebut, dalam hal ini pemerintah mendukung pemulihan ekonomi dengan berbagai kebijakan yang pro growth dan pro poor.
Ketiga, pemulihan ekonomi global mendorong sektor eksternal yaitu ekspor yang lebih baik tahun ini. Keempat adalah keberhasilan menjaga iklim investasi yang berpeluang lebih tinggi pada tahun ini sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
Kelima adalah pertumbuhan kredit perbankan nasional yang mulai positif. Capaian itu lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat negatif.
Dengan pola seperti ini, kata Sunarso, diyakini pertumbuhan kredit akan kembali tercatat positif hingga akhir 2021. Faktor terakhir, tutur dia, konsumsi masyarakat yang kembali rebound setelah pembukaan kembali ekonomi.
“Dengan berbagai faktor-faktor tersebut, bank-bank Himbara meyakini bahwa pemulihan ekonomi Indonesia sudah terlihat dan dalam jalur yang benar," kata Sunarso.
Baca: Pertamina Buka 102 Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 dan S2, Simak Batas Waktunya