Di saat yang sama, tren ekspor mengalami peningkatan. Ekspor non-migas untuk Januari-Juni sebesar 34,06 persen atau senilai US$ 97,1 miliar sedangkan ekspor migas tumbuh 48,04 persen atau senilai US$ 5,8 miliar. Neraca perdagangan Indonesia pun surplus US$ 11,8 miliar.
“Impor kita sudah tumbuh sehat, yaitu 28,42 persen semester I atau US$ 91 miliar, berbanding terbalik dengan semester I sebesar US$ 70,9 miliar,” ujar Lutfi.
Kepala BPS Margo Yuwono sebelumnya mengatakan Indonesia secara teknis sudah mengakhiri resesi setelah ekonominya tumbuh positif, baik secara kuartalan maupun tahunan, pada kuartal II 2021.
"Ketika Q2-2021 mengalami pertumbuhan positif baik q-to-q maupun y-on-y, Indonesia sudah keluar dari resesi," ujar Margo kepada Tempo, Kamis, 5 Agustus 2021.
Pasalnya, resesi didefinisikan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi minimal dua triwulan berturut-turut. Pada kuartal II 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 3,31 persen q-to-q dan 7,07 persen y-o-y. Namun, kata dia, walaupun sudah lepas dari resesi, pertumbuhan ekonomi ini masih belum menyentuh level normal.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | CAESAR AKBAR
Baca: Eks Koruptor jadi Komisaris Anak Perusahaan, Pupuk Indonesia: Sudah Ikuti Aturan