Kasus sembuh tercatat bertambah 39.372 menjadi 2.770.092 kasus. Sementara itu, kasus meninggal bertambah 1.808 kasus menjadi 94.119 kasus.
Didik mengatakan dampak anggaran tersebut kepada ekonomi juga masih sangat rendah. "Karena hanya sekadar ekspansi. Dalam keadaan krisis tetap digenjot habis-habisan utang. Itu jadi perburuan rente luar biasa besar. Itu problem yang kita hadapi dalam pengambilan keputusan," ujar dia.
Menurut Didik, dengan alokasi anggaran untuk perlindungan sosial yang sangat banyak, seharusnya pemerintah tidak perlu khawatir melakukan lockdown untuk mengendalikan pandemi.
Namun, kata dia, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan kebijakan tersebut tidak bisa dilakukan. Akibatnya, penanganan Covid-19 pun dinilai terbengkalai dan tertinggal dibanding negara lain.
"Ini kegagalan dalam kebijakan penanganan pandemi. Jadi orang sakit disuruh lari. Harusnya itu sakitnya beresin dulu baru suruh lari," ujar Didik.
BACA: Utang Pemerintah Melonjak Tembus jadi Rp 6.554,56 Triliun per Akhir Juni 2021
CAESAR AKBAR