Selain itu, ada juga 170 ribu vial obat yang dalam proses Redressing. "Jadi total untuk Juli ini kami akan menyediakan Remdesivir di angka 290 ribu vial," kata Darkono dalam diskusi bersama Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh indonesia (PERSI) pada 19 Juli 2021.
Sebenarnya, kata Darkono, Indofarma masih bisa mendatangkan 270 ribu vial Remdesivir lagi untuk Agustus 2021. Akan tetapi, perusahaan masih memiliki keraguan terkait hal ini.
"Apakah nanti permintaan akan tetap tinggi? Karena ini terkait investasi kami," kata Darkono. Sehingga, Indofarma kini dalam posisi menunggu terlebih dahulu.
Selain Remdesivir, kelangkaan juga terjadi pada Tocilizumab. Dikutip dari Bisnis.com pada 28 Juli 2021, laman resmi Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan obat terapi Covid-19 yaitu Farmaplus dalam beberapa hari terakhir mencatat produk tersebut kosong atau tidak tersedia.
Salah satu produsennya yaitu Roche Group di Swiss yang memasarkan Tocilizumab dengan merek dagang Actemra. Dalam keterangan pada 17 Juli 2021, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyebut pemerintah sudah berkomunikasi langsung dengan Roche di Swiss.
Corporate Affairs and Access PT Roche Indonesia Lucia Erniawati menyebut pihaknya memang kesulitan memenuhi permintaan Actemra saat ini. Tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia.
Lucia pun membenarkan bahwa sudah ada pembicaraan antara Budi Gunadi Sadikin dan CEO Roche Group. "Tapi belum ada komitmen terkait angka," kata dia dalam diskusi bersama PERSI.
Meski demikian, Lucia menyebut pihaknya kini sedang melipatgandakan produksi internal. Lalu, Roche juga sedang dalam proses kerja sama dengan mitra mereka, Novartis, yang ke depan akan ikut memproduksi obat ini. Akan tetapi, obat tersebut baru akan siap 3 sampai 4 bulan ke depan. "Jadi memang masih cukup lama," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: WHO Rekomendasikan Obat Roche dan Sanofi untuk Kurangi Kematian Akibat Covid-19