Data PDB negara Abang Sam pada kuartal II tahun 2021 juga gagal menguatkan dolar AS. Meskipun PDB AS tumbuh solid 6,5 persen kuartal ke kuartal pada kuartal II tahun ini, namun itu lebih rendah dari perkiraan 8,5 persen, dan kuartal I tahun ini sebesar 6,3 persen.
Adapun faktor internal yang mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini di antaranya berasal dari respons positif dari pasar terhadap sikap Presiden Joko Widodo yang memerintahkan para menteri, gubernur, bupati/walikota untuk bekerja ekstra menekan angka kasus kematian akibat positif virus corona (Covid-19).
"Dalam memperpanjang PPKM Level 4, pemerintah terus melakukan intervensi baik di bidang kesehatan maupun di bidang bantuan sosial," kata Ibrahim. Apalagi Varian Delta bisa menyebar sangat cepat.
Bukan hanya itu, kelompok yang sebelumnya tidak rentan, seperti anak-anak dan dewasa muda menjadi berisiko dengan gejala lebih berat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah menyarankan agar pembatasan tetap dilakukan tetap dilakukan.
Dengan sejumlah faktor itu, Ibrahim memperkirakan kurs rupiah di awal pekan depan masih akan berfluktuatif. "Namun ditutup menguat di rentang Rp 14.440 - Rp 14.490 per dolar AS," ucapnya.
BISNIS
Baca: Tanggapi Rencana Tapering Off oleh The Fed, BI Siapkan Langkah Antisipasi