Lo Kheng Hong menuturkan melihat dari besaran nilai PBRV di antara keempat bank tersebut, dia enggan untuk memilih BBCA, BMRI atau pun BBRI. Dia akan memilih saham BBNI karena menurutnya BNI juga merupakan salah satu perusahaan yang tidak kalau besar dengan ketiga bank lainnya. “Daripada BCA atau Bank Mandiri, saya akan pilih BNI yang sama-sama bank besar, saya pilih ini lebih murah,” jelas Pak Lo.
Sebelumya ia juga pernah menyebutkan salah satu yang menjadi perhatiannya sebelum memutuskan membeli saham adalah kinerja perusahaan dalam lima tahun terakhir. Ia mengaku pernah bertahan tetap menanamkan investasi di perusahaan meski pada tahun 2020 mencatatkan penurunan laba secara drastis hingga 99,7 persen.
Hal itu dilakukan karena ia melihat kinerja perusahaan itu dari lima tahun terakhir. "Tentu saja kita tidak boleh lihat satu tahun, kita harus melihat ke belakang tiga atau empat tahun," ujar pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffett Indonesia tersebut pada awal Juli lalu.
Lebih jauh, Lo Kheng Hong menjelaskan perusahaan itu selama lima tahun belakangan masih mencatatkan pertumbuhan laba. Laba perusahaan naik dari Rp 300 miliar, Rp 400 miliar dan terus meningkat hingga Rp 700 miliar.
"Saya enggak lihat satu tahun 2020 itu, saya lihat yang empat hingga lima tahun ke belakang yang terus bertumbuh terus bertumbuh dan terus beli perusahaan itu," katanya. Lo Kheng Hong pun yakin bahwa pada tahun 2021 ini, perusahaan tersebut akan kembali normal seperti yang terjadi di kondisi tahun 2019.
BISNIS
Baca: Lo Kheng Hong Blak-blakan Soal Strateginya Beli Saham Mercy Harga Avanza