TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer, merevisi proyeksi penjualan vaksin Covid-19 hingga akhir 2021. Dari semula US$ 26 miliar, kini naik 29 persen menjadi US$ 33,5 miliar atau Rp 482 triliun (acuan Rp 14.400).
Sejalan dengan itu, perusahaan pun menaikkan proyeksi pendapatan hingga akhir 2021. Dari semula di rentang US$ 70,5 sampai US$ 72,5 miliar, kini menjadi US$ 78 sampai US$ 80 miliar.
"Kami menaikkan kisaran pendapatan untuk proyeksi keuangan 2021," kata CFO Pfizer Frank D'Amelio dalam keterangan resmi di situs perusahaan pada Rabu, 28 Juli 2021.
Proyeksi ini meningkatkan karena perusahaan telah menyepakati perjanjian jual beli tambahan dari pertengahan April sampai Juli 2021. Lewat perjanjian tersebut, perusahaan akan mendistribusikan tambahan 2,1 miliar dosis vaksin sepanjang tahun.
Pfizer adalah perusahaan yang memproduksi vaksin Covid-19 (BNT162b2) bersama perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech. Indonesia adalah salah satu negara penerima, dengan alokasi 50 juta dosis hingga akhir tahun.
Lewat perjanjian jual beli tersebut, Pfizer dan BioNTech pun berharap bisa memproduksi hingga 3 juta dosis vaksin sampai Desember 2021. Target produksi ini tergantung pada perluasan fasilitas pabrik, tambahan supplier baru.
Adapun pada kuartal II 2021, Pfizer meraup pendapatan hingga US$ 18,9 miliar, atau naik 92 persen. Kontribusi vaksin pada total penjualan pun paling besar, hampir separuhnya atau senilai US$ 9,2 miliar.
BACA: Laba Naik 59 Persen, Pfizer Catat Penjualan Vaksin Covid-19 Ratusan Triliun
FAJAR PEBRIANTO