Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global terjadi secara tidak merata karena perbedaan kecepatan vaksinasi dan dukungan stimulus ekonomi. Indonesia ikut terdampak negatif atas hal tersebut.
Proyeksi IMF itu, menurut Febrio, sejalan dengan revisi prediksi pemerintah, yakni dalam rentang 3,7 persen sampai 4,5 persen. Pemerintah akan terus mengambil manfaat dari prospek ekonomi global yang masih kondusif, sembari terus mewaspadai risiko-risiko yang ada.
Salah satunya adalah permintaan produk ekspor yang diperkirakan masih baik seiring solidnya proyeksi pertumbuhan global menjadi peluang untuk terus mendorong kinerja manufaktur di 2021. Oleh karena itu, pemerntah Indonesia akan terus berfokus pada upaya pengendalian pandemi, melindungi kesejahteraan masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta terus meningkatkan daya saing.
Pemerintah juga terus memperkuat kebijakan di sisi kesehatan dan perlindungan sosial dengan perpanjangan PPKM Level 4 hingga 2 Agustus 2021. Untuk membantu masyarakat terdampak di tengah penerapan kebijakan PPKM, APBN disiapkan untuk perlindungan sosial dan dukungan bagi UMKM, yang diiringi upaya percepatan penyalurannya.
“Pandemi Covid-19 memberikan ketidakpastian yang sangat tinggi terhadap ekonomi. Kita perlu sangat hati-hati dan terus menjaga disiplin pada protokol kesehatan. Kita juga belajar bahwa akselerasi vaksinasi menjadi salah satu kunci utama pengendalian kasus,” kata Febrio dalam menanggapi laporan IMF tersebut, Rabu, 28 Juli 2021
BISNIS
Baca: Utang Pemerintah Meroket, Kepala Bappenas Bandingkan dengan Cina, Jepang dan AS