"Asumsi utamanya adalah varian baru ini 50 persen lebih menular daripada varian alpha, bahwa kemanjuran vaksin tetap sama terhadap virus baru ini dan bahwa vaksin akan digunakan seperti yang diharapkan di baseline, tetapi keraguan vaksin itu pada akhirnya akan membatasi jumlah orang yang divaksinasi," kata IMF.
IMF juga melihat peningkatan infeksi menyebabkan mobilitas yang lebih rendah bahkan di banyak negara maju dan bahwa hubungan antara mobilitas dan aktivitas sama seperti yang diamati selama kuartal terakhir tahun 2020 dan kuartal pertama tahun 2021.
Adapun penurunan aktivitas atau mobilitas masyarakat yang berlarut-larut, menurut IMF, akan berisiko menimbulkan kerusakan terus-menerus pada kapasitas pasokan ekonomi. Menurut IMF, pertumbuhan global pada tahun 2021 dan 2022 lebih dari 0,8 poin persentase lebih lemah dari pada baseline.
Adapun pertumbuhan PDB di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang kira-kira 1 poin persentase di bawah baseline pada tahun 2021 dan 2022. Sementara itu, keragu-raguan vaksin dan global spillovers merugikan ekonomi maju sekitar tiga per empat poin persentase pertumbuhan PDB pada tahun 2021 dan 2022.
Pada tahun 2025, IMF memperkirakan output global masih kira-kira persen di bawah baseline, tetapi kerugian kumulatif pada tahun 2025 sangat mirip dengan apa yang ada di skenario pertama, hanya di bawah US$ 4,5 triliun. Namun distribusi kerugiannya berbeda dimana ekonomi maju menyumbang bagian yang lebih besar, dengan kerugian kumulatif lebih dari US$ 2,5 triliun.