Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2028 ini mencapai Rp5,32 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,92 persen dan tertinggi 6,15 persen.
Untuk seri PBS029, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,50495 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Maret 2034 ini mencapai Rp9,3 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,49 persen dan tertinggi 6,67 persen.
Pemerintah tidak memenangkan penawaran dari seri PBS028 mengingat lelang sudah melebihi target indikatif, meski permintaan masuk mencapai Rp8,48 triliun.
Dengan lelang tersebut, maka realisasi penerbitan sukuk negara hingga Januari-Juli 2021 telah mencapai Rp174,09 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, pemerintah juga menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dengan skema penempatan langsung atau private placement senilai Rp6 triliun. Penerbitan SUN dengan seri FR0082 dan FR0064 masing-masing senilai Rp3 triliun ini menggenapi jumlah penerbitan SUN sejak awal 2021 sebesar Rp438,24 triliun.
BACA: Sri Mulyani: Sukuk Negara Memainkan Peran Penting dalam Pembiayaan Utang