Pemerintah menargetkan capaian investasi pada akhir 2021 sebanyak Rp 900 triliun. Bahlil mengatakan kuartal III akan menjadi tantangan lantaran Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19 akibat masuknya varian baru virus corona delta.
Dengan tantangan tersebut, kata Bahlil, perlu strategi untuk mensiasati supaya capaian investasi tak terlampau jeblok. Bahlil berharap pada awal Agustus, angka kasus Covid-19 sudah melandai.
“Kita doakan pandemi berakhir dan kita aktivitas kembali seperti Mei atau Juni saja sudah bagus. Kami berharap (penambahan kasus Covid-19) di sekitar 10 ribu ke bawah lah, biar lebih stabil biar investor bisa akselerasi. Supaya lebih paten barang ini,” kata Bahlil.
Kementerian Investasi mencatat realisasi penanaman modal selama kuartal II 2021 mencapai Rp 223 triliun atau naik 16,2 persen secara year on year. Dari total investasi selama kuartal II, realisasi PMA mencapai 52,4 persen atau Rp 116,8 triliun.
Angka ini naik 4,5 persen dibandingkan dengan kuartal I 2021. Dari latar belakang negaranya, investasi asing terbesar secara berturut-turut berasal dari Singapura, Hong Kong, Belanda, Jepang, dan Cina.
Sedangkan, menurut data yang dipaparkan Bahlil Lahadalia, realisasi penanaman modal dalam negeri atau PMDN pada kuartal II 2021 sebesar 47,6 persen atau Rp 106,2 triliun. Angka ini turun 1,6 persen dibandingkan dengan kuartal I 2021.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Catatan revisi: Artikel ini telah diedit pada Selasa, 27 Juli 2021, pukul 20.10 atas permintaan Kementerian Investasi soal nilai impor alat kesehatan. Judul awal artikel ini "Bahlil Lahadalia: Tiap Tahun Rp 120 T Keluar dari RI untuk Impor Alat Kesehatan" diubah menjadi "Bahlil Lahadalia: Tiap Tahun Rp 150 T Keluar dari RI untuk Impor Alat Kesehatan". Atas kesalahan tersebut, redaksi meminta maaf.
Baca juga: Realisasi Investasi Kuartal II 2021 Rp 223 Triliun, Didominasi Modal Asing