Kedua, emiten dengan kode sandi APLN ini juga akan menjual unit-unit persediaan dari proyek-proyek yang sudah selesai atau hampir selesai melalui tim khusus dengan program khusus. "Termasuk memanfaatkan insentif bebas PPN dari pemerintah,” tulis Justini dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, yang dikutip pada Jumat, 23 Juli 2021.
Ketiga, Agung Podomoro Land akan melanjutkan upaya efisiensi di segala bidang, termasuk biaya kepegawaian, biaya umum dan administrasi, biaya penjualan dan promosi, serta menentukan prioritas konstruksi atau pembangunan proyek.
Perseroan, kata Justini, juga sedang berupaya menjual aset terealisasi seperti yang direncanakan. Adapun, APLN berencana menjual lahan industri dan sisa sahamnya di Central Park Mall pada 2021.
Meski begitu, penjualan kedua aset itu diperkirakan mendapat tantangan dari PPKM darurat setelah kasus Covid-19 di Indonesia meningkat. “Hal-hal lainnya sehubungan penjualan kedua aset belum dapat kami ungkapkan kepada publik,” tulis Justini.
Hingga akhir Juni 2021, Agung Podomoro Land membukukan prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp 1 triliun, di luar pajak pertambahan nilai (PPN). Angka tersebut melonjak 90 persen dibandingkan dengan pencapaian pada periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp 532 miliar.
"Dari total marketing sales, sekitar 79 persen diperoleh melalui penjualan Podomoro Park di Bandung, Podomoro City Deli Medan, Pakubuwono Spring dan Podomoro Golf View di Cimanggis," kata Justini dalam keterangan resmi, Kamis, 22 Juli 2021.
Baca: Dugaan Transaksi Ganjil di Balik Pailit PT Tiphone Mobile Indonesia