Bitcoin, menurut dia, masih sebagai sebagai area spekulatif. Dengan begitu, ketika terjadi aksi jual, area spekulatif pasar cenderung terkena dampak.
Bloomberg mencatat Bitcoin telah terkoreksi 10 persen lebih sepanjang Juli 2021. Keuntungan periode berjalan tahun ini pun sudah mengecil menjadi 6 persen.
Bila dibandingkan dengan rekor tertingginya pada pertengahan April lalu, harga Bitcoin saat ini telah terjun bebas hingga 54 persen. Per 14 April 2021, Bitcoin menembus rekor tertinggi di level US$ 64.805 atau berkisar Rp 940,67 jutaan.
Sebelumnya, Todd Morakis, salah satu pendiri produk keuangan digital dan penyedia layanan JST Capital, menyatakan dengan kondisi harga Bitcoin seperti saat ini, banyak pedagang kripto yang mencoba mengambil keuntungan. Termasuk di antaranya dengan membeli aset kripto itu di saat berada di kisaran US$ 30.000 dan US$ 32.000, lalu menjual di zona US$ 34.000 - US$ 36.000.
Morakis menambahkan, pasar saat ini sepertinya lebih memperhatikan berita buruk. Padahal harga Bitcoin sebelumnya sudah jeblok terimbas tindakan keras peraturan otoritas Cina, kekhawatiran tentang konsumsi energi yang tinggi oleh penambang kripto dan kemajuan dalam proyek mata uang digital bank sentral yang dapat memeras koin pribadi.
BISNIS
Baca: Bitcoin Terjun Bebas ke Level Rp 450 Jutaan, Terpukul Sentimen Apa Saja?