TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung kemungkinan adanya varian baru virus corona dengan tingkat penyebaran yang lebih cepat dan risiko infeksi yang lebih besar. Kemungkinan mutasi virus baru itu sebelumnya telah disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
“WHO sudah umumkan kemungkinan ada varian barau dengan tingkat lebih cepat lagi dan infeksi lebih kuat lagi. Kita menghadapi ancaman ke depan. Jadi kita tidak bisa habiskan waktu untuk berdebat. Yang penting kita bekerja hadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk ke depan,” ujar Luhut dalam Peresmian Rumah Sakit Pertamina Jaya Extensi Arafah Asrama Haji Embarkasi Jakarta, Senin, 19 Juli 2021.
Luhut mengatakan Indonesia menghadapi ancaman pandemi Covid-19 ke depan dengan musuh berupa virus yang tidak terlihat. Menurut Luhut dalam kondisi ketidakpastian, diperlukan kebersamaan, soladaritas, persatuan, dan perubahan perilaku untuk menghadapi krisis yang telah berlangsung lebih dari satu tahun ini.
Dia pun menyebut berbagai pihak harus kompak. “Tidak mencari siapa salah siapa benar, siapa paling berprestasi, siapa yang tidak. Semua adalah kerja tim, semua untuk kita dan NKRI,” tutur Luhut.
WHO sebelumnya mengingatkan kemungkinan munculnya varian baru Covid-19 yang lebih berbahaya akan menyebar ke seluruh dunia. Penyebaran varian baru ini dikhawatirkan akan mempersulit penghentian pandemi.
Pengumuman itu merupakan berita buruk di saat beberapa negara sedang memerangi gelombang infeksi baru virus covid-19 varian Delta. Varian ini pertama kali diidentifikasi di India.
"Pandemi belum selesai," kata Komite Darurat WHO Didier Houssin dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, 15 Juli 2021, setelah pertemuan sehari sebelumnya.
Adapun saat ini, empat varian Covid-19 yang mendominasi pandemi global adalah varian Alpha, Beta, Gamma, dan varian Delta yang menyebar dengan cepat. Selain empat varian tersebut, WHO memperingatkan bahwa yang lebih buruk bisa terjadi di masa mendatang.
"Kemungkinan kuat munculnya dan penyebaran global varian baru yang mungkin lebih berbahaya dan lebih menantang untuk dikendalikan," ujar Houssin. WHO menyatakan varian yang harus mendapat perhatian lebih ketika lebih menular, lebih mematikan dan tak mempan terhadap vaksin.
BACA: Ucapan Luhut Soal Penanganan Covid-19: dari Klaim Terkendali hingga Minta Maaf
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | THE STRAIT TIMES