TEMPO.CO, Jakarta – Ekspor industri pengolahan meningkat 33,45 persen atau mencapai US$ 81,07 selama semester I 2021. Sektor industry pengolahan menyumbang 78,8 persen dari total ekspor nasional yang sebesar US$ 102,87 miliar.
“Proporsi ekspor yang besar dari sektor industri pengolahan menunjukkan pergeseran ekspor Indonesia dari komoditas primer ke produk manufaktur yang punya nilai tambah tinggi,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam keterangannya, Ahad, 18 Mei 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2021, ekspor industri pengolahan naik menjadi US$ 14,08 miliar atau meningkat 9,7 persen dari Mei 2021 yang sebesar US$ 12,83 miliar. Capaian ekspor sektor tersebut sepanjang bulan lalu berkontribusi 75,91 persen terhadap total ekspor nasional yang tercatat USD 18,55 miliar.
Kementerian Perindustrian menyatakan sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dari kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan pada periode paruh pertama 2021. Adapun dari seluruh sektor industri manufaktur, industri besi dan baja menyumbang nilai ekspor sebesar US$ 1,99 miliar.
Kemudian diikuti ekspor lemak dan minyak hewan atau nabati US$ 1,89 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1 miliar, kendaraan dan bagiannya US$ 734,6 juta; serta karet dan barang dari karet sebesar US$ 605 juta.
Pada semester I 2021, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$ 11,86 miliar. Meski tren ekspo meningkat, Kementerian mencatat asih terjadi kenaikan impor.
Impor naik dari US$ 14,23 miliar pada Mei 2021 menjadi US$ 17,23 miliar pada Juni. Angka kenaikan itu setara dengan 21,03 persen. Kementerian menargetkan impor pada 2021 turun 22,0 persen dari total impor 2019 yang sebesar US$ 132,14 miliar.
BACA: Pertumbuhan Angkutan Kargo Garuda Indonesia Melonjak 35 Persen per Mei 2021
FRANCISCA CHRISTY ROSANA