TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin terjun bebas ke titik sedikit di atas US$ 30.000. Data coingecko.com pada Ahad pagi WIB, 18 Juli 2021 menunjukkan harga aset kripto itu berada di level US31.648 atau sekitar Rp 459,4 juta (asumsi kurs Rp 14.516 per dolar AS).
Artinya harga Bitcoin yang kini dimiliki oleh 44,46 persen pemegang cryptocurrency telah jeblok hingga separuh dari rekor tertingginya pada pertengahan April lalu. Per 14 April 2021, Bitcoin menembus rekor tertinggi di level US$ 64.805 atau berkisar Rp 940,67 jutaan.
Todd Morakis, salah satu pendiri produk keuangan digital dan penyedia layanan JST Capital, menyatakan dengan kondisi harga Bitcoin seperti saat ini, banyak pedagang kripto yang mencoba mengambil keuntungan. Termasuk di antaranya dengan membeli aset kripto itu di saat berada di kisaran US$ 30.000 dan US$ 32.000, lalu menjual di zona US$ 34.000 - US$ 36.000.
Morakis menambahkan, pasar saat ini sepertinya lebih memperhatikan berita buruk. Padahal harga Bitcoin sebelumnya sudah jeblok terimbas tindakan keras peraturan otoritas Cina, kekhawatiran tentang konsumsi energi yang tinggi oleh penambang kripto dan kemajuan dalam proyek mata uang digital bank sentral yang dapat memeras koin pribadi.
Adapun Chief Executive Officer Pankaj Balani menjelaskan beberapa industri melihat angka US$ 30.000 sebagai titik dukungan. Pada level itu atau yang tercatat turun paling dalam, ternyata Bitcoin paling banyak terjual pada Juli dan Agustus.
Hal ini pula yang dinilai menandakan kepercayaan di antara para pedagang masih tinggi. "Ini harus memberikan dukungan yang kuat ke pasar," kata Balani seperti dikutip Bloomberg, Jumat, 16 Juli 2021. Tak hanya itu, pencipta Dogecoin baru-baru ini mengecam kripto sebagai sebuah tipuan.
Konstantin Richter, CEO dan pendiri Blockdaemon, penyedia infrastruktur blockchain memberikan secercah harapan. Ia optimistis kalaupun Bitcoin harus turun di bawah US$ 20.000, bisa akan kembali segera naik. “Kalau turun cepat, bisa naik cepat. Itulah kripto," katanya.
BISNIS
Baca: Harga Bitcoin Terus Anjlok, Ini Riset JP Morgan untuk Jangka Pendek dan Panjang