TEMPO.CO, Jakarta - Danareksa Research Institute mengeluarkan hasil riset yang menunjukkan bahwa emas menjadi instrumen investasi yang paling diminati masyarakat kemudian disusul oleh deposito, properti atau tanah, saham, reksadana, surat berharga, kripto, live stocks, valuta asing (valas), ETF dan DIRE.
Untuk saham, reksadana, dan aset kripto menjadi instrumen investasi dengan kepemilikan yang meningkat selama pandemi sedangkan kepemilikan surat berharga sebagian besar adalah surat berharga negara yakni sebanyak 74,88 persen.
Adapun secara umum, lembaga riset itu mencatat bahwa investasi menjadi alternatif pemasukan dana bagi masyarakat saat pandemi Covid-19.
“Sebanyak 33,33 persen responden beralasan memulai investasi ketika pandemi karena berharap itu menjadi alternatif pemasukan,” kutipan hasil riset Danareksa Research Institute seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 17 Juli 2021.
Investasi menjadi alternatif pemasukan, kelebihan dana dan berharap imbal hasil besar. Tiga alasan tersebut menempati posisi teratas yang mendasari masyarakat memulai investasi saat pandemi dengan masing-masing 33,33 persen responden, 33,33 persen responden dan 30,56 persen.
Alasan lainnya adalah akses terhadap investasi lebih mudah, harga relatif rendah, hanya coba-coba, ikut teman dan mengisi waktu luang dengan masing-masing 25 persen responden, 25 persen responden, 22,22 persen responden, 16,67 persen responden dan 13,89 persen responden.
Di sisi lain, riset mencatat frekuensi investasi cenderung menurun selama pandemi yakni terlihat dari hanya 6,41 persen responden menambah investasinya beberapa kali dalam sebulan dan 26,92 persen responden menambah investasi satu sampai tiga bulan sekali.