TEMPO.CO, Jakarta - Gautam Adani mengambil alih Bandara Internasional Mumbai dari grup GVK untuk menjadi perusahaan infrastruktur bandara terbesar di India, pada Selasa, 13 Juli.
Dengan pengambilalihan tersebut, Adani Airport Holdings Limited - anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat multinasional Adani Enterprises Limited, sekarang menyumbang 25 persen dari jumlah bandara, memiliki total delapan bandara dalam portofolio manajemen dan pengembangannya, dan juga akan menguasai 33 persen lalu lintas kargo udara di India.
Dalam cuitan Twitter pribadi miliknya, Adani berkata "Kami senang untuk mengambil alih pengelolaan Bandara Internasional Mumbai kelas dunia. Kami berjanji untuk membuat Mumbai bangga. Grup Adani akan membangun ekosistem bandara masa depan untuk bisnis, rekreasi dan hiburan. Kami akan menciptakan ribuan pekerjaan lokal baru."
Cuitan tersebut dipublikasikan setelah rapat dewan Mumbai International Airport Limited yang diadakan sebelumnya dan mengikuti persetujuan yang diterima dari pemerintah pusat, pemerintah Maharashtra, serta Perusahaan Pengembangan Kota dan Industri (CIDCO) Maharashtra, menurut sebuah pernyataan yang dibagikan oleh Grup Adani.
Adani Aiport Holdings, yang mengambil alih operasi bandara Lucknow, Ahmedabad, dan Mangaluru pada tahun 2020, bertujuan untuk mengembangkan ekosistem yang berpusat pada bandara generasi berikutnya untuk mempercepat perubahan bisnis dalam bidang penerbangan.
Adani Group memenangkan mandat untuk mengoperasikan dan memodernisasi enam bandara - Lucknow, Ahmedabad, Mangaluru, Guwahati, Jaipur, dan Thiruvananthapuram, untuk jangka waktu 50 tahun melalui proses tender kompetitif global yang dilakukan oleh Otoritas Bandara India dan telah mengantongi omset sebesar 55 Miliar USD atau sekitar Rp 803,568,382,629,570.40 per 3 Juli 2021.
Gautam Adani, seorang kepala komisaris dan seorang dermawan asal India yang mendirikan perusahaan besar bernama Adani Group. Gautam Adani mendirikan Adani Group pada tahun 1988 dan mendiversifikasi bisnisnya menjadi sumber daya, logistik, energi, pertanian, pertahanan dan kedirgantaraan, dan lain sebagainya. Terlansir oleh Forbes, kekayaan bersih keluarganya diperkirakan sekitar US$78,6 miliar atau sekitar 1,139,750,811,816,011.20 per 9 Juni 2021.
Gautam Adani merupakan orang terkaya kedua di Asia dan orang terkaya ke-13 di dunia menurut Forbes, tempat yang dia capai pada tahun 2021. Pada tahun 2018 ia memiliki 66 persen saham di Adani Ports & SEZ, 75 persen saham di Adani Enterprises, 73 persen saham di Adani Power, dan 75 persen saham di Adani Transmission. Sedangkan pada 17 Juni 2021, Adani kehilangan gelar orang terkaya kedua di Asia akibat turunnya harga saham Grup Adani secara tiba-tiba.
Gautam Adani juga merupakan Presiden Yayasan Adani, yang didanai melalui Grup Adani yang didirikan pada 1996. Selain Gujarat, Yayasan Adani beroperasi di negara bagian Maharashtra, Rajasthan, Himachal Pradesh, Madhya Pradesh, Chhattisgarh, dan Odisha.
Gautam Adani memimpin konglomerat terdiversifikasi Adani Group dan mengimpor empat tangki kriogenik ISO yang diisi dengan 80 metrik ton oksigen medis cair dari Dammam di Arab Saudi ke Mundra di Gujarat. Mereka juga mengamankan 5.000 tabung oksigen tingkat medis dari Linde Arab Saudi. Dalam sebuah cuitan di Twitter, Adani mempublikasikan bahwa setiap hari mereka memasok 1.500 tabung dengan oksigen medis ke mana pun mereka dibutuhkan di Kutch of Gujarat.
VALMAI ALZENA KARLA
Baca: Penghasilan Orang Terkaya Kedua di Asia ini Lampaui Elon Musk, Siapa Dia?