TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Hoesen menyebutkan ada tiga perusahaan dengan status unicorn dan decacorn yang akan melantai di bursa pada tahun ini. Hal tersebut menyusul perusahaan teknologi Bukalapak yang melakukan IPO baru-baru ini.
Hoesen menjelaskan, hingga 30 Juni 2020 ada tiga emiten teknologi yang mampu mencetak market cap lebih dari Rp 100 triliun. Tiga perusahaan itu masuk dalam jajaran emiten big caps di Bursa Efek Indonesia.
Melihat hal tersebut, Hoesen yakin prospek sektor teknologi untuk menjadi sektor top leading di pasar modal Indonesia masih sangat terbuka lebar. Walaupun kini kapitalisasi pasar di sektor teknologi baru sekitar 5 persen dari total market cap.
Ia optimistis sektor teknologi di bursa dalam negeri bakal berkembang. Hal ini terutama didukung kehadiran perusahaan teknologi raksasa di lantai bursa seiring rencana IPO sejumlah unicorn.
“Mungkin kita sudah mendengar bahwa saat ini ada beberapa perusaahan rintisan di Indonesia yang berencana melakukan IPO. Tiga perusaahaan teknologi konglomerasi tersebut berstatus unicorn dan decacorn dengan total valuasi kurang lebih US $21 miliar,” ujar Hasan dalam sesi virtual Investor Daily Summit 2021, Kamis, 15 Juni 2021.
Lebih jauh, Hoesen menyebutkan masuknya big tech company ke pasar modal Indonesia berpotensi mendongkrak kapitalisasi pasar dalam negeri. Tak hanya itu, daya tarik pasar modal Indonesia semakin tinggi di mata investor termasuk investor asing.
Ia yakin perdagangan bursa di dalam negeri bakal makin bergairah. Untuk mendukung kehadiran unicorn di bursa itu, Hoesen menyebut OJK bekerja sama dengan BEI dan para stakeholder lainnya menyiapkan sejumlah regulasi baru seperti aturan multiple votes share (MVS).