TEMPO.CO, Tangerang - Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. berharap bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi untuk menyampaikan langsung duduk permasalahan yang membeli perusahaan pelat merah tersebut. Maskapai itu kini terancam berhenti beroperasi karena berada di ambang kebangkrutan.
"Kami berharap bisa ketemu langsung (Jokowi) untuk menyampaikan semuanya," ujar Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga), Tomy Tampatty pada Tempo, Kamis, 15 Juli 2021.
Para karyawan Garuda Indonesia yang tergabung dalam Serikat Bersama Garuda Bersatu (SEKBER) juga berharap Presiden Jokowi segera merespons surat mereka terkait langkah penyelamatan flag carrier tersebut.
Tomy berharap Jokowi bisa membuat perbedaan setelah presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono, tak menjawab keluhan para karyawan maskapai penerbangan milik negara tersebut. "Di era pak SBY, kami kirimkan 1.104 surat laporan, tapi tak satu pun yang direspons," katanya.
Sebanyak 102 surat, ujar Tomy, dikirim langsung ke Istana Jakarta. Lalu 1 surat diantar ke Cikeas dan 1.000 surat dikirim via pos. "Kami pakai kirim lewat kantor Pos, karena kami sudah tidak percaya lagi dengan orang-orang di istana saat itu," tuturnya.
Saat itu para karyawan meminta agar pemerintah menindaklanjuti permasalahan di dalam tubuh Garuda. "Tapi tak ada respon, malah saat itu saya dihadiahi surat PHK," ucap Tomy.
Sebelumnya diberitakan, Sekarga, Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) yang tergabung dalam SEKBER mengirimkan surat ke Presiden Jokowi.
Surat itu berisi permohonan dukungan flag carrier Garuda Indonesia yang terancam berhenti beroperasi itu ditandatangani Ketua Umum Sekarga Dwi Yulianta, President APG Captain Muzaeni dan Ketua IKAGI Achmad Haerumam tertanggal 12 Juli 2021.