TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didin S Damanhuri menilai Indonesia tidak memiliki peta jalan industrialiasi nasional.
Dia mengatakan sebenarnya Indonesia telah melakukan strategi industrialisasi sejak 1980 sampai 1990, namun saat ini peta jalannya semakin tidak jelas.
Didin mendorong pemerintah untuk membentuk suatu peta jalan yang jelas sehingga dapat dilakukan evaluasi dari waktu ke waktu mengenai kemajuan industrialisasi tersebut.
“Ini yang membuat pendapatan per kapita bisa meningkat secara signifikan sekaligus mengurangi ketimpangan,” ujarnya dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa 13 Juli 2021.
Didin menyatakan peta jalan industrialisasi nasional ini menjadi kunci untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan status negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
“Indonesia hanya melakukan strategi industrialisasi sejak awal 1980 sampai akhir 1990. Ke sininya tidak ada grand design, tidak ada blue print dan tidak ada peta jalan yang konkrit,” katanya. Indef mendorong industrialisasi nasional melalui pembentukan peta jalan atau roadmap yang jelas.
Menurutnya, hal ini menyebabkan Indonesia terjebak sebagai negara berpendapatan menengah, bahkan turun status dari menengah ke atas menjadi menengah ke bawah.
Terlebih lagi, ia menuturkan Indonesia juga tertinggal jauh dari Malaysia dan Korea Selatan yang sama-sama memulai industrialisasi pada awal 1980, namun kedua negara tersebut dinilai lebih konsisten.