TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir merespons ihwal pemilihan komisaris BUMN, termasuk yang kontroversial seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Abdee Negara Nurdin atau Abdee Slank. Menurutnya Ahok, Abdee, dan komisaris lainnya memiliki kontribusi.
"Orang seperti Abdee, pak Ahok atau figur yang dianggap kontroversi, saya rasa punya kontribusi. Justru yang saya tekankan, kalau memang ada tindakan hukum, itu langsung saya proses, tidak hanya komisaris, direksi juga," kata Erick dalam wawancata di channel YouTube Ini Budi, Senin, 12 Juli 2021.
Dia melihat bahwa Ahok jadi bagian yang memang punya sejarah panjang. Menurutnya, pemilihan Ahok juga bukan sesuatu yang negatif, karena dengan berbagai track record, Ahok diperlukan untuk BUMN.
Sedangkan Abdee, kata dia juga memiliki track record yang dibutuhkan BUMN. Terlebih, kata dia, bahwa sekarang memang industri ini berubah.
Dia menurutkan komposisi komisaris BUMN memang 30 persen profesional, 30 persen perwakilan masyarakat, 30 persen dari perwakilan kementerian. Dia menuturkan banyak BUMN hidup dari kebijakan kementerian. Perwakilan masyarakat, itu mau tidak mau, kata dia harus ada, apakah darim perwakilan universitas, partai, ormas, dan ada juga perwakilan yang benar-benar dibutuhkan BUMN atau profesional.
"Contohnya yang mengerti lingkungan hidup, ada yang mngerti sosial masyarakat, public policy, ya kita perlukan. Ada juga yang memang profesional ahlinya perbankan, transportasi, kami libatkan semua," ujarnya.
Dia juga menuturkan bahwa tidak hanya direksi saja yang mendapatkan pelatihan untuk meng-upgrade diri, tapi juga ada pelatihan bagi komisaris.
Erick Thohir ingin nantinya, komisaris dinilai oleh direksi dan direksi dinilai oleh komisaris. Dia juga sudah tekankan, dalam peraturan menteri yang akan dikeluarkan, bahwa nantinya jabatan direksi lima tahun dan komisaris tiga tahun, agar ada perputaran.
BACA: Erick Thohir Sebut Luhut Sering Tekan Kementerian Agar Penanganan Pandemi Tepat
HENDARTYO HANGGI