TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta para importir beralih menjadi produsen dalam industri nasional. Dengan demikian, ia berharap kekuatan industri dalam negeri bisa bertambah.
"Yang selama ini menikmati keuntungan dengan mengimpor produk-produk dari luar negeri juga harus berubah menjadi produsen masuk ke hilirisasi dan mengambil peran dalam meningkatkan kekuatan industri dalam negeri," ujar Jokowi dalam sebuah acara daring, Selasa, 13 Juli 2021.
Jokowi mengatakan transformasi ekonomi melalui hilirisasi industri dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah, mengurangi impor, meningkatkan ekspor, dan membuka lapangan kerja lebih banyak. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi bisa didorong.
Apalagi, kata Jokowi, pemerintah saat ini tengah berupaya mengalihkan struktur ekonomi Indonesia dari konsumsi masyarakat ke sektor produktif. Pasalnya, ia mengatakan saat ini 55 persen ekonomi Indonesia disumbang oleh konsumsi.
"Harus perlahan kita alihkan menjadi ke produktif, yakni dengan mendorong industrialisasi, hilirisasi, investasi, dan meningkatkan ekspor," ujar Jokowi.
Ia mengatakan investasi merupakan kunci utama dalam pemulihan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi dalam kondisi pandemi saat ini. Karena itu, pemerintah memastikan proses reformasi dan transformasi ekonomi harus terus berjalan.
"Pandemi tidak boleh menjadi penghambat reformasi tersebut, justru harus kita manfaatkan momentumnya untuk mempercepat reformasi struktural," tutur dia.
Pada Januari-Mei 2021, kata Jokowi, sektor industri pengolahan telah menunjukkan kinerja yang baik di masa pandemi. Ekspor industri pengolahan tercatat sebesar US$ 66,70 miliar. Angka tersebut meningkat 30,53 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.
"Industri pengolahan juga memberikan kontribusi paling tinggi, yaitu 79,42 persen dari total ekspor sebesar US$ 83,99 miliar pada periode Januari-Mei 2021," ujar dia.
Baca Juga: Jokowi: UMKM dan Koperasi Sama Mulianya dengan Investor Asing