TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kepemilikan residen luar negeri alias asing dalam Surat Berharga Negara pada 2021 turun ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
"Residen luar negeri yang pegang SBN kita sebesar 38,5 persen (pada 2019), turun menjadi 22 persen (di 2021). Rekomposisi SBN kita menggambarkan bagaimana SBN menjadi instrumen penting, baik untuk sektor perbankan atau bagaimana BI membantu pemerintah dalam tangani Covid-19 luar biasa," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR, Senin, 12 Juli 2021.
Berdasarkan paparan yang dibacakan Sri Mulyani dalam rapat tersebut, persentase kepemilikan SBN per industri per 30 Juni 2021, antara lain 25,28 persen perbankan; 23,05 persen Bank Indonesia; 22,87 persen non residen atau asing; 14,25 persen asuransi dan dana pensiun; serta lain-lain 14,6 persen.
Sri Mulyani mengatakan pembelian SBN oleh Bank Indonesia pada semester I 2021 mencapai Rp 120 triliun. Rinciannya, Surat Utang Negara Rp 79,66 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara Rp 40,49 triliun.
"Peran BI sangat penting saat kita menghadapi volatilitas sektor keuangan. BI sebagai backstop standby buyer SBN kita," ujar dia.
Pada Semester I 2021, pemerintah menerbitkan SBN dan SBSN sebesar Rp 443 triliun. Ia mengatakan pembiayaan anggaran pemerintah meningkat lantaran ekonomi mengalami tekanan dan APBN menjadi instrumen counter cyclical.