"Orang yang online ini ketika ketik menanyakan sesuatu, maunya cepat," kata Albert. Sehingga, Summarecon langsung menyiapkan infrastruktur agar pertanyaan konsumen langsung diarahkan ke sales dan direspons dalam hitungan detik.
Walau ada keterbatasan, perusahaan belajar dari proyek yang mereka luncurkan pada 2020, Summarecon Bogor. Bahwa ketika pembatasan mulai diperlonggar, hype atau minat pembelian langsung naik. "Jadi kami merasa preparation (saat pembatasan) itu penting sekali," kata dia.
Setali tiga uang. Penundaan peluncuran proyek baru juga dirasakan oleh Ciputra Residence. Ada beberapa produk yang rencananya diluncurkan Agustus, tapi kini sedang dievaluasi kembali. "Lagi evaluasi, situasinya seperti," kata Marketing Director Ciputra Residence Yance Onggo.
Walau begitu, Ciputra punya optimisme tersendiri dengan penjualan online ini. Sekitar Juni 2020, perusahaan berhasil melakukan penjualan yang benar-benar hanya mengandalkan online melalui show unit virtual. "Berhasil untuk segmen Rp 500 sampai Rp 700 juta," kata dia.
Saat ini pun, 45 persen konsumen Ciputra melihat produk-produk mereka lewat online dan 55 persen offline. Sehingga, Ciputra kini sedang memilah-milah. "Mana saja produk yang tetap online, jaga-jaga kalau Agustus masih PPKM," kata dia.