TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin GX-19 Iris Rengganis menyebut vaksin Genexine atau GX-19 asal Korea Selatan aman bagi penderita sistem kekebalan tubuh atau autoimun. Musababnya, vaksin ini tidak mengandung zat adjuvant atau zat tambahan yang berfungsi meningkatkan imunogenitas.
“Vaksin GX-19 ini tidak memakai adjuvant sama sekali. Karena itu diperlukan alat khusus supaya penetrasi vaksin ini baik ke dalam tubuh dan antibodi yang terbentuk harapannya bisa dipakai untuk orang-orang pada gangguan imunitas,” ujar Iris dalam webinar, Jumat, 9 Juli 2021.
Vaksin GX-19 merupakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Korea Selatan, Genexine Inc. Saat ini, vaksin GX-19 telah melalui proses uji preklinis dan uji klinis tahap pertama di negara asalnya.
Adapun dalam waktu dekat, Indonesia akan melakukan uji klinis tahap 2b/3 terhadap GX-19 dengan melibatkan sampel sebanyak seribu orang. Uji klinis dikerjasamakan dengan PT Kalbe Farma Tbk ini ditargetkan selesai dalam enam bulan.
Vaksin GX-19 yang berbasis DNA, kata Iris, akan mengkode lebih banyak antigen virus sehingga berpotensi menghasilkan antibodi dan merangsang imunitas seluler atau sel T yang tinggi sehingga bisa memberikan perlidungan lebih lama. Vaksin tersebut digadang-gadang mambu memberikan perlindungan terhadap varian baru virus corona.
Berdasarkan data keamanan tahap I dan IIa, vaksin GX-19 diklaim menunjukkan hasil yang aman dengan efek samping bersifat ringan. Vaksin ini juga disebut-sebut lebih stabil dan dapat disimpan di suhu 2-8 derajat Celcius karena berbasis DNA.
“Setelah disuntikkan Genexine, kita harapkan harapkan dalam 14 hari sampai 18 hari (GX-19) bisa membentuk kekebalan tubuh seperti vaksin secara umum. Tapi ini tergantung dengan imun seseorang,” ujar Iris.
BACA: Kalbe Segera Gelar Uji Klinis Vaksin Genexine dari Korea Selatan
FRANCISCA CHRISTY ROSANA