TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bakal menerbitkan obligasi dalam bentuk Perpetual Bond dengan nominal US$ 500 juta atau setara Rp 7 triliun. Penerbitan ini dilakukan di tengah tekanan yang sedang terjadi pada Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal di perusahaan.
"Ini sedang dalam proses," kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat bersama Komisi BUMN DPR di Jakarta, Kamis, 8 Juli 2021.
CAR adalah perbandingan antara modal dan Aset Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Semakin tinggi CAR, maka semakin baik kemampuan permodalan suatu perbankan dan semakin berkurang risiko yang ada.
Dalam rapat ini, Kartika mengungkapkan bahwa CAR Tier 1 BNI saat ini berada di kisaran 16 persen. "Berada dalam posisi terendah (dibandingkan perbankan setara lainnya)," kata dia.
Penurunan signifikan terutama terjadi pada 2016 ke 2017, dari 19,4 persen, menjadi 18,5 persen. Penurunan ini, kata dia, terjadi karena pertumbuhan aset maupun pinjaman di BNI selama beberapa tahun terakhir tidak didukung oleh pembentukan laba.
Di sisi lain, Kartika menyebut BNI merupakan bank yang berstatus domestic systematically important. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menekankan pentingkan modal Tier 1 BNI.