TEMPO.Co, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 bisa berada di atas angka 7 persen (year-on-year/yoy). Sebab, beberapa indikator dari April sampai pertengahan Juni 2021 sebenarnya telah menunjukkan penguatan tren pemulihan.
"Sehingga mungkin masih akan bertahan di atas 7 persen," kata Sri Mulyani dalam acara Mid Year Economic Outlook pada Rabu, 7 Juli 2021.
Baca Juga:
Sebelumnya pada kuartal I 2021, ekonomi Indonesia tumbuh minus 0,74 persen yoy. Kondisi ini membaik dari kuartal IV 2020 yang tumbuh minus 2,19 persen yoy.
Di sisi lain, kasus Covid-19 di tanah air terus menurun sejak Januari 2021. Kasus Covid-19 kemudian mencapai titik terendah pada 2021 pada 15 Mei 2021 dengan 2.385 kasus Covid-19 baru.
Lalu di saat yang bersamaan, Sri Mulyani juga mencatat beberapa indikator perekonomian menguat sepanjang April hingga Mei 2021. PMI manufaktur mencapai rekor tertinggi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) optimis dan Indeks Penjualan Ritel (IPR) tumbuh dua digit.
Tapi setelah itu kondisi berubah. Kasus Covid-19 terus naik seiring dengan penyebaran varian Delta. Per hari ini, 7 Juli 2021, kasus baru per hari sudah mencapai level 34 ribu lebih.
Pemerintah pun telah menerapkan PPKM darurat 3 sampai 20 Juli 2021. Ke depan, kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi akan tergantung seberapa lama dan seberapa dalam pembatasan yang dilakukan lewat PPKM darurat.
Tapi, Sri Mulyani tetap berharap penguatan di April dan Mei tetap akan mendorong ekonomi kuartal II 2021 tumbuh melebihi 7 persen. "Kami berharap pada minggu ketiga dan keempat Juni tidak sangat mempengaruhi," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Meski Covid-19 Melonjak, DPR Minta Jokowi Kejar Ekonomi 2021 Tumbuh 4 Persen